Fermentasi Berbasis Jambu Mete

Oleh Trustha Rembaka.          

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati, dari sumber pangan nabati ada 77 jenis sumber karbohidrat, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayur-sayuran, 110 jenis rempah dan bumbu, 40 jenis bahan minuman, 1.260 jenis tanaman obat. Kemudian, pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia.

Kekayaan pangan di Indonesia belum diimbangi dengan pengolahan untuk mendapatkan produk turunan dari bahan pangan tersebut. Pengolahan ini penting untuk memanfaatkan secara optimal hasil produksi khususnya saat over-produksi. Keterampilan untuk mengolah bahan pangan menjadi perhatian Stube HEMAT Yogyakarta sebagai lembaga pengembangan sumber daya manusia. Stube HEMAT Yogyakarta berinisiatif untuk memperkenalkan teknik fermentasi buah jambu mete dan abon jambu mete (26/08/2023).

Fermentasi sendiri adalah proses penguraian senyawa organik yang dilakukan mikroorganisme yang menghasilkan energi, dalam hal ini fermentasi untuk menghasilkan produk turunan. Jambu mete menjadi pilihan karena selama ini petani hanya mengambil kacang mete sedangkan buahnya belum dimanfaatkan, padahal ada beragam potensi olahan jambu mete selain kacang mete, antara lain sirup, wine, selai, abon dan dodol. Produksi jambu mete di Indonesia, tiga terbesar ada di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara dan Jawa Timur, namun luasan lahan sampai tahun 2022, tercatat cenderung turun dari 555 ribu hektar menjadi 436 ribu hektar karena alih komoditas pertanian dan alih fungsi lahan. Tercatat produksi jambu mete tahun 2022 sebesar 171 ribu ton (Kementerian Pertanian).


Praktek pembuatan fermentasi jambu mete menggunakan 1 liter sari buah yang berasal dari perasan daging buah jambu mete, 3/4 kg gula pasir dan 2 liter air. Bahan-bahan tersebut dimasak hingga mendidih dan diamkan sampai benar-benar dingin. Selanjutnya tambahkan gula dan fermipan. Air sari buah dimasukkan dalam toples modifikasi airlock untuk masuk fase fermentasi selama minimal tiga minggu dan nantinya bisa menghasilkan fermentasi sebanyak dua belas botol @ 250 ml.

Sedangkan abon jambu mete menggunakan daging buah jambu mete. Daging buah jambu mete dicincang halus dan dikukus. Bumbu yang diperlukan meliputi bawang merah, bawang putih, serai, lengkuas, gula merah yang dihaluskan dan ditumis. Selanjutnya campurkan bumbu pada daging buah jambu mete cincang tadi, goreng, dan tiriskan menggunakan spinner sampai minyak goreng benar-benar hilang. Produk abon jambu mete dalam kemasan 50 gram menjadi alternatif lauk pelengkap nasi panas.

Produk olahan wine dan abon jambu mete menjadi alternatif pengembangan potensi jambu mete untuk merambah bisnis komersial, bahkan menjadi produk yang kompetitif. Ayo anak muda, tingkatkan keterampilan mengolah produk berbasis pangan lokal dan jeli mengambil peluang bisnis. ***


Komentar