Bedah buku dan public speaking bersama Komisi Remaja GKJ Wonosari
Oleh Stube HEMAT Yogyakarta.
Berbicara di depan umum bagi sebagian orang merupakan hal biasa, bagi sebagian lainnya merupakan tantangan berat. Kemampuan berbicara merupakan keterampilan yang bisa dilatih dan dikembangkan jika ada kemauan belajar dasar-dasar public speaking, metode, dan pengembangannya. Bagi anak muda yang terlibat aktif dalam pelayanan, organisasi sosial kemasyarakatan, presentasi-presentasi, perlu memiliki keterampilan berbicara di depan publik ini.
Saat
ini tersedia beragam sumber belajar public
speaking berupa buku cetak maupun e-book yang memaparkan cara, sarana, dan
tips mengembangkan keterampilan berbicara di publik. Salah satu buku adalah Let’s
Speak: Simple Tips For Public Speaking, karya Ninda Nindiani, seorang
pemandu acara profesional. Merespon kebutuhan ini Stube HEMAT Yogyakarta menginisiasi
bedah buku ini dan diskusi tentang public speaking, dengan tajuk ‘Aku
Ada Aku Bicara’, berkolaborasi dengan Komisi Remaja GKJ Wonosari, Gunungkidul
(15/3/2025). Dua puluhan remaja ambil bagian dalam bedah buku dan praktek public
speaking bersama Trustha Rembaka, S.Th.
Dalam bedah buku, Trustha memaparkan isi buku ini, yang merupakan cetakan pertama penerbit ANDI Yogyakarta tahun 2024, yang memiliki 182 halaman, plus 10 halaman pendahuluan. Bab 1-10 membahas pemahaman diri tentang public speaking dan persiapan diri, grogi dan solusinya, olah vokal, gestur atau gerakan anggota tubuh, peraga dan media visual, opening dan closing, termasuk permainan yang menyemarakkan acara. Lanjut di bab 11-17, mengulas ragam peran, moderator, master of ceremony, dan ice breaker; selanjutnya mengenal bentuk-bentuk acara, seperti seminar, vlogger, presenter televisi, radio, dan podcast; termasuk pemahaman tentang peralatan pendukung seperti microphone.
Buku ini memiliki daya tarik antara lain, tampilan cover warna dasar putih dengan jenis huruf yang berwarna dan gambar ilustrasi yang eye-catching; isi buku membahas dari hal dasar public speaking, tak ketinggalan tips praktis dan realistis dari pengalaman penulis; termasuk penyajian tulisan menarik karena memaksimalkan ragam jenis huruf, kombinasi warna, ilustrasi, userpic/avatar, dan testimoni. Memahami buku ini secara utuh memerlukan waktu, karena per bagian harus diendapkan dan dipraktekkan terlebih dahulu; ada ketidaksinkronan antara daftar isi dengan halaman yang dimaksud. Sebagaimana buku lainnya, buku ini harus berkompetisi dengan beragam media yang menyajikan topik yang sama.
Tahap selanjutnya setiap peserta praktek tampil berbicara di depan dengan durasi waktu tertentu. Mereka belajar bagaimana mengatasi rasa grogi, membangun kelekatan melalui kontak mata, mengurangi kata-kata yang tidak perlu dan gestur atau gerak tubuh yang mengganggu penampilan. Mereka mengakui bahwa tidak mudah berada di depan audience, kurang percaya diri, apa yang disiapkan sebelumnya lupa karena grogi, dan bingung bagaimana memposisikan badan, tangan dan kaki secara tepat. Sebagian peserta berharap ada kelanjutan dari pelatihan ini.
Ayo para remaja, dobrak keraguan
dan ketidakpercayaan diri! Keterampilan public speaking bukan hal
mustahil untuk dimiliki, karena beragam media belajar tersedia bagimu. Ingat,
tajuk di atas, Aku Ada, Aku Bicara! Jangan lewatkan
kesempatan berperan sebagai public sepaker dan berdampak untuk orang
lain. ***
Komentar
Posting Komentar